Selasa, 20 Mei 2014

The Signs that can't lost - ch 2

Author :  GobletDraconis
Judul : The Signs that can't lost
Chapter : 2
Rated : Fiction T
Genre :  Angst/Hurt/Comfort
MainPair : Hermione G., Draco M.
Summary : Menarik lengan kemeja itu keatas. Tanda kegelapan di tangan Draco tak seperti yang lain. Tandanya masih terlihat baru berwarna hitam legam baru dibakar. Ada kemerahan disekitarnya bahkan tanda itu terlihat timbul. Abal pake banget sorry.

.
.
.


Draco berjalan seakan tubuhnya akan roboh kali itu juga. Tapi ditopang Blaise. Matanya terus tertutup meresapi rasa sakit yang terus menjalar bahkan Hermione berani bersumpah kali ini kulit Draco yang pucat semakin terlihat memucat seperti tak dialiri darah, urat-urat lehernya tercetak jelas. Hanya napas memburu yang memperlihatkan kalau dia masih hidup. Sesekali dia merintih. Dua pemuda itu terus berjalan sesekali Blaise membenarkan posisi Draco yang terus mau merosot ke tanah. Mati-matian Blaise memapah Draco.

"Selemah ini kah kau? Jalanmu seperti wanita mate, apa aku harus mengendongmu?"

"Damn! Tutup mulutmu Zabini. Atau mulutmu yang lebar itu kujahit" Draco mendesis tajam.

"Dia terus memandangmu, Drake"

"Aaaarrggh! ssshh! Percepat langkahmu!" Pekik Draco, ia sama sekali tak memperhatikan kemana pembicaraan ini. Rasa sakitnya sudah menguasai.

Meskipun sakit tetap saja aroganya tak pernah berkurang sebutirpun. Khas Malfoy sekali.

Hermione Pov

Bodoh! Apa yang kau lakukan disini Hermione?! kenapa kau ada disini mematung sambil memandangi punggung rival terbesarmu yang berjalan terhuyung seperti sedang ada badai yang mengombang-ambingkannya, dan kau memandangnya dengan tatapan yang seakan-akan kau peduli padanya. Oh Merlin! Sepertinya Hermione sendiri yang harus ke Hospital Wing untuk memastikan bahwa ada yang salah dengan kepalanya.

Hermione kembali ke Aula besar jalannya seakan terus menyepak udara, hidungnya kembang-kempis menahan kesal bahkan diameter hidungnya sedikit bertambah beberapa milimeter. 'Mau taruh dimana muka ini' batinnya gusar. Tindakan bodoh yang mencoba peduli pada sang Slytherin itu sungguh diluar akal. Peduli pada musuh. Mantan musuh mungkin.

.

.

"Mione sudah selesai? kau puup lama sekali"

Mata Hemione membelalak, dari tadi ia kesal dan sekarang ada pertanyaan konyol yang mengawali kedatangannya "Siapa yang puup?!"

"Tadi berjalan cepat bahkan berlari, seperti lagak orang yang kebelet pup dan hampir keluar. Memangnya kau dari mana sampai tergesa-gesa?" Tanya Ginny polos.

"Mencari sesuatu yang tertinggal, Gin" Jawab sekenanya dan langsung mendaratkan bokongnya dengan apik ke posisi semula yang tadi ditinggalkan.

"Lihat Harry seberapa pengecutnya para Slytherin itu, beraninya kembali kesini. Dasar ular bersisik licik" Whoa well done Ron kau kembali menyulut api.

"Tak banyak yang kembali kelihatannya. Ini sudah berakhir Ron"

Harry menyerigai sesaat tanganya langsung terjulur ke arah salah satu piring. Ron menyadari sesuatu spontan mengikuti arah pandagan Harry voila! Tanganya ikut terjulur.

"Ini milikku." Lidah Ron terjulur mengejek sobatnya

"Kau curang, aku yang pertama melihatnya!"

"Ohh enak sekali potongan terakhir ini, kau lihat sausnya Harry so hot"

"Diam Ron, itu milikku. Kau sudah memakan tiga tadi!"

"Lihat Harry, warnanya merah mengkilap mulus" Kau harus melihat mimik Ron sungguh mengelikan sambil menjilat bibirnya. Ugghh mengelikan.

"Apa yang kalian lakukan, kalian seperti bocah" Hermione memutar bola matanya. Seperti biasa acara perebutan makanan yang tersisa. Kali ini sosis pangang jumbo. Dan selalu berakhir dengan kemeangan ditangan Ron sang pelahap makanan. Kali ini memang Ron yang berhasil mendapatkannya. Tapi tiba-tiba ada mulut yang menyambar sosis di garpu itu.

"Maaf Ron aku belum mengisi perutku dari tadi hehehe" Hermione nyengir sambil mengusap saus disudut bibirnya.

Harry dan Ron mendelik sejadi-jadinya makanan terakhir yang eksotis hilang ditambah lagi Hermione mengambilnya dengan cara sungguh diluar Hermione yang biasa.

Aula besar sudah tak seriuh seperti tadi. Tak ada tepuk tangan yang menggema. Yah, acara penyortiran asrama sudah berakhir. Kini giliran Prof. McGonagall memberikan pidato singkatnya seperti biasa untuk mengawali tahun ajaran yang baru. Senyumnya terus terkembang bahagia. Matanya menyapu ramah para murid baru dan para Gryffindor. Ini dia masa tanpa The Dark Lord Voldemort.

Suara menggema seantero Hogwarts.

"Tahun ini sudah ku putuskan siapa yang akan menjadi Ketua Murid Putra dan Ketua Murid Putri…"

Baru setengah kalimat itu berjalan semua murid sudah berbisik menebak-nebak. Dan bila diakumulasikan suara-suara itu bisa terdengar sekeras anjing yang menyalak.

"Kau makin tenar, Mione" Harry tersenyum menggoda.

"Haa ya! semoga saja kau masih sudi memberi contekan untuk tugas essay yang sedang menanti meskipun sibuk"

"Yep benar Ron" Harry dan Ron ber hi-five

"Akan kupastikan kalian ku detensi jika melakukannya" Alis Hermione terangkat serigainya muncul. "Btw siapa partnerku?"

"Mungkin Goldstein Ravenclaw, sepertinya murid Ravenclaw yang akan menjadi pertnermu mengingat untuk mengimbangi otakmu yang super besar itu" Jawab Ron enteng.

mengarahkan tongkatnya ke arah lehernya

"ATTENTION!" Suaranya melengking indah sampai semua murid terpekakkan telinganya. Kali ini suara-suara mulai hilang senyap. berdehem sejenak merapikan jubahnya.

"Untuk Ketua Murid Putri akan ku serahkan kepada salah satu murid dengan otak cerdas.." Kembali bisik-bisik muncul diantara para Ravenclaw. Yang notabene adalah manusia cerdas dengan intelegensi yang tinggi. Tapi ternyata mereka meleset "yaitu HERMIONE JEAN GRANGER"

Tepuk tangan menggema dan yang paling terdengar keras adalah dari meja Gryffindor. Sedangkan para Slytherin mengernyit jijik tak ada yang bertepuk tangan. Satupun.

"Kita akan dikepalai muggelborn. Hell no!"

"Apa-apaan ini lelucon konyol!"

Protes-protes terdengar dari sebrang meja Gryffindor. Sedangkan di meja Gryffindor semua menjabat dan menepuk hangat pundak ke Hermione. Hermione maju kedepan dengan senyum terkembang. Merona merah, semua menatapnya.

"Dan untuk Ketua Murid Putra akan ku serahkan pada seorang murid dengan kehebatan yang bisa dibilang tinggi, dia salah satu pahlawan…"

Ron dan Hermione serempak bersama semua murid mengalihkan pandangan dari ke seseorang. Dan orang itu hanya bingung

"Apa?" dia hanya mengedikkan bahu.

"Pahlawan dengan kehebatan tinggi tentu kau!" Ron menyahuti.

"Tidak bukan aku"

"Mungin ini kejutan Harry"

Tapi semua berubah setelah Negara api menyerang. Eh salah (garing ya hahaha maap ye wkwkwk) Tapi semua berubah sejak suatu suara melantun keras diataran semua suara yang saling saut menyahut.

"DRACO LUCIUS MALFOY!"

Para mata kemudian kembali keasalnya saling memandang temannya.

"WHHAAAAAAT!" Pekikan keras Ron mengawali keheningan. Matanya melotot hampir keluar. Semua Gryffindor juga melakukannya mata. Meloto sejadi-jadinya. Bahkan seorang gadis yang tadi tadi maju dengan senyum sumringah berganti mimik sama melotot dengan mulut terbuka tak percaya.

Sedangkan dari belakang meja Gryffindor serigai muncul, tepuk tangan menggema diikuti siulan.

"Apa-apan ini lelucon konyol!" Komentar yang sama dari orang yang berbeda. Kali ini dari para singa yang terperangah.

"Pahlawan dengan kehebatan tinggi. Draco? Apanya yang pahlawan?" Seamus berkata seakan baru melihat dia melihat Voldemort dengan hidung mancungnya.

Slytherin menatap tajam ke arah Gryffindor masih dengan serigainya seperti berkata 'Welcome to the hell, baby'

Murid-murid Gryffindor menatap dari Prof. McGonagall ke Hermione ke Harry ke para Gryffindor dan kembali ke Prof. McGonagall. Mereka menganggap Prof. McGonnagal terkena kutukan Imperius entah siapa yang melayangkan. Tapi tak ada yang aneh. Terus ada protes bahkan dari asrama lain.

Suara tepuk tangan mulai mereda, mereka mencari-cari orang yang tadi panggil tapi tak menemukannya.

"Mr. Malfoy?" Ulang Prof. McGonagall

"Dia tadi keluar aula besar bersama Blaise Zabini, Profesor" Jawab salah satu Slytherin Dephne Grangrass.

"Hmmm baiklah kurasa kalian akan melawatkan acara sambutan singkat dari dua ketua murid. Kembalilah menikmati hidangan. Selamat malam" Prof. McGonagall menutup pidatonya.

Bisik-bisik riuh masih terdengar seakan dunia baru bergoyang hebat.

"Mrs. Granger kau boleh kembali. Setelah makan malam tolong ke ruanganku bersama Mr. Malfoy ada yang harus dibicarakan." Kata Prof. McGonagall sambil menyerahkan dua lencara Ketua Murid.

"Baik professor tapi kurasa Malfoy sedang tak enak badan. Er- tadi mukanya.. pucat" Air muka Hermione menunjukkan kehati-hatian, berucappun seperti takut salah.

"Oh benarkah? Kau bisa menjenguknya kalau begitu, kalau memang kondisinya tak memungkinkan bertemu, Anda dan Mr. Malfoy bisa keruanganku besok setelah makan siang"

Hermione memundurkan kepalanya kaget "Menjenguk?" Cuma itu yang keluar dari mulutnya yang mungil.

"Tentu saja kalian akan lebih akrab dengan begitu, kata kunci asramanya adalah -membisikkan sesuatu—Theblesingbasilisk."

"Haruskah professor?"

"Yah harus! Lencananya harus sampai hari ini juga malam ini tepatnya. Paham." Senyum yang dari tadi terukir di paras wanita tua itu kini berubah menjadi tatapan yang menuntut. "Layanggkan saja pengurangan poin atau detensi besar-besaran jika mereka akan membuat onar. Tapi kupastikan mereka tak melakukan itu, iyakan Severus"

"Ya sepertinya begitu"

'Ya sepertinya begitu' batin Hermione jawaban apa itu tak menenangkan sama sekali.

Hermione kembali ke posisinya tadi di sebelah Ron. Matanya masih membelalak tak percaya. Kawan-kawan seperjuangannya hanya bisa menatap kasian teman mereka akan disandingkan dengan binatang buas ular bersisik ganas. Tapi bukan itu masalah Hermione saat ini.

"Mione aku tak salah dengar partnermu si pirang itu? Oh bersabarlah mione" Harry menepuk bahu sobatnya tanda simpati.

"Kurasa jika kau salah dengar berarti telingku juga sama bermasalahnya dengamu, Harry. Jangan biarkan dia menyentuhmu Mione" Ron ikut bersimpati.

Mata Hermione masih terbelalak masih belum sadar atas semua ini. Harusnya dia bersenag hati karena dia menjadi Ketua Murid Putri tapi sekarang malah terkejut bukan main. Oh sungguh dunia sihir mulai gila sepeninggal Voldemort itu.

Semua mencoba menenagkan Hermione. Akhirnya dia mulai sadar dan hanya tersenyum terpaksa ke teman-temannya itu.

"Aku harus pergi, ada tugas dari Prof. Mcgonagall"

Jalannya lemah. Perlahan kadang melamun. Teman-temannya hanya bisa menatap Hermione dan menambah semangatnya. Harry dan Ron sebenarnya ingin ikut membantu tapi Hermione melarang dengan sadis.

Hermione ingin segera menyampaikan lencana milik Malfoy sebelum semua murid Slytherin kembali ke asramanya. Tapi dia terlalu terlarut dalam keterkejutannya sampai sudah banyak murid yang kembali ke asrama termasuk Slytherin. Sepertinya mereka mencoba kembali cepat ke asramanya untuk mencari Draco Malfoy sang pangeran Slytherin itu.

Hermione Pov

'Oh tidak aku harus mendatangi sarang ular berbisa. Merlin siapkan peti matiku sekarang juga' Dibenaknya terus saja terjadi perang batin.

'Bagaimana bisa aku harus menjenguk ke asramanya'

'Nyawaku benar-benar dalam bahaya'

'Profesor kau mau membunuhku dengan mejadikan ku umpan ke Slytherin itu'

'Aku harus pergi kah? Oh tidak' tapi dibatin yang lain Gryffindornya muncul.

'Kau takut Mione menyedihkan. Kau mempermalukan Godric Gryffindor!'

'Pergi bodoh atau kau pindah saja ke Hefflepuf'

Normal Pov

Terus begitu sampai akhirnya Hermione memberanikan diri dan sampai di depan pintu asrama Slytherin. Ragu-ragu ia mengucapkan kata kunci

'Theblesingbasilisk"

Awalnya tak ada yang memperhatikan Hermione sampai akhirnya ada sebuah suara angkuh Pansy Parkinson melantun tajam.

"Apa yang kau lakukan disini mudblood?" dengan penekanan di akhir kalimatnya.

Semua mata langsung menatap Hermione. Sejenak Hermione bergidik tapi ia tak takut. Tak akan pernah takut.

"Aku ingin bertemu Malfoy" Mata-mata itu menatapnya tajam.

"Kau mau masuk atau tidak nona, jangan hanya berdiri seperti orang bodoh"

Hermione menoleh ke arah suara itu, suara pria dari lukisan. Lukisannya sama angkuhnya dengan manusia yang ada didalamnya. Hermione menghela napas panjang. Perlahan dia memanjat lukisan itu.

"Beraninya kau masuk kesini jalang"

Hermione masih diam mencoba untuk tenang.

"Kau tak pantas disini dasar bodoh. Keluarlah menjijikkan"

"Aku hanya ingin bertemu Malfoy. Prof. McGonagall menyuruhku. Ada tugas." Jawab Hermione tegas. Ia harus tegas tak boleh takut.

Mata-mata Slytherin itu terus menatap tajam. Mengintimidasi. Beberapa menatap jijik.

'Oh Merlin selamatkan aku' 'Bodoh kenapa aku tadi masuk' batin Hermione.

Tiba-tiba saja beberapa cowok maju ke arah Hermione. Hermione memasang kuda-kudanya bersiap megambil tongkat di sakunya. Laki-laki itu terus maju perlahan ke Hermione. Goyle, Nott, Muncair dayang-dayang Malfoy juga ikut.

"Mau apa kalian? Berhenti atau kalian akan ku detensi" Hermione masih mengacunkan tongkatnya, mengarahkan ke mereka yang perlahan mendekat.

"Whooaa Ketua Murid Putri mulai beraksi nih, kau pikir sekarang kau ada dimana jalang?" Nott menyerigai ke arah Hermione.

"Beraninya kau mengotori ruangan kami dengan kehardiranmu"

Kali ini Hermione sudah terpojok. Hermione tak mungkin menggunakan sihir disini. Bisa-bisa Hermione dibalas berkali-kali lipat oleh Slytherin buas ini. Mereka terus mendekat.

"Habisi jalang bodoh itu Nott!"

"Kita punya hiburan disini"

"Habisi dia sobat, segera"

"Expelliarmus" Pansy melucuti tangkat Hermione. Dan Hermione sekarang tanpa pertahanan apapun.

'Aku benar-benar akan mati disini rupanya bodoh!' batin Hermione.

Riuh di ruang rekreasi Slytherin mereka berteriak kegirangan mendapatkan mangsa yang segar. Hermione terus terpojok. Tongkatnya sudah jatuh terlempar gara-gara Pansy.

"POTONG 50 POIN SLYTHERIN KARENA MEMBAHAYAKAN ORANG" Teriak Hermione hanya itu yang ia punya. "MALFOY! Keluar kau!" kembali teriakan terdengar.

"Beraninya kau! berteriak memanggil Draco seperti itu" Pansy menampar keras ke pipi Hermione.

Jari Pansy mencengkram erat pipi Hermione. Mukanya benar-benar mengerikan.

"Berikan padaku Pans. Dia harus dihukum" Theodore Nott maju lagi mendekat ke Hermione.

"Kau memotong poin kami. Hukuman baby" Nott meraih pipi Hermione.

"Berhenti! Atau kau ku detensi"

Posisi Hermione sungguh terdesak di pojok dinding dikeliling oleh ular-ular berbisa. Badan Hermione bergetar tapi ia tetap menjaga agar ketakutannya tak terlihat. Tidak untuk para Slytherin. Posisi Nott hanya berjarak 1 meter dengan Hermione tangannya mengelus pipi Hermione.

"Kau benar-benar akan ku detensi Nott"

"Oh benarkah? Tapi aku harus menghukummu dulu sekarang"

Tangan Nott mencekram lengan Hermione erat. Hermione tak berkutik meskipun sudah seluruh tenaga ia keluarkan.

"Lepaskan! Aku hanya ingin bertemu MALFOY" Hermione masih mencoba keluar dari ikatan itu. Hermione mencoba berteriak memanggil Draco lagi.

'Bodoh! Dimana Ferret itu, Siapapu keluarkan aku' Batin Hermione.

"Diam atau kau akan merasakan lebih"

Semua orang di ruangan itu berteriak.

"Habisi dia Nott!" Goyle berteriak, Nott meyerigai penuh arti.

Perlahan Nott semakin mendekat dan mendekat, kepalanya miring seakan mau menekan kepala Hermione. Teriakan makin menggema. Siulan terdengar. Mata Theodore terpejam mengarahkan kepalanya secara naluriah.

"Tidak tidak! Berhenti! Potong 30 poin untt.."

BRRAAAAKKK!

Semua menoleh. Seorang laki-laki keluar dengan tatapan tajam deathglare. Rahangnya mengatup keras, rambutnya yang pirang berantakan. Raut kesal terpapak disana.

"FUCK! Aku sudah bilang. Jangan. Membuat. Kebisingan. Sedikitpun!" Ada tekanan di setiap katanya.

Matanya beralih ke arah kumpulan teman-temanya itu. Draco berjalan cepat kearah gerombolan itu. Sontak semua yang bergerumbul mengelilingi langsung memberi jalan. Draco benar-benar marah kali ini tanganya terkepal. Buku-buku jarinya memutih siap menghantam siapapun.

Draco sekarang sudah berada di tengah. Theo yang masih di posisinya menoleh.

"Sory mengganggu mate. Aku hanya sedang bersenang-senang"

"Bodoh bersenang-senang katamu?" Draco langsung membalikkan badan Theo. Ia terkejut mendapati dengan siapa Theo 'berseng-senang'. Mata Draco membelalak seketika. Disana Hermione berdiri mematung sambil bergetar dan tatapannya ketakutan mungkin menahan tangis.

Seketika itu pula Draco langsung menghantam Theo bertubi-tubi. Rahangnya masih mengatup keras.

"Kau bilang kau bersenang-senang?" Draco melayangkan tinju ke-3

"Aku sudah memperingatkanmu dan yang lain untuk tak membuat keributan bodoh!" Draco melayangkan tinjunya yang ke-4

"Otakmu di mana?" Draco melayangkan tinjunya yang ke-5

Tak ada yang berani melerai. Sampai akhirnya terdengar teriakan.

"CUKUPPP!" Teriak Hermione.

Draco berhenti dari acaranya menghantam Theo itu. Theo hanya bisa tersungkur ke lantai dengan muka lebam, perutnya terus dipegang, dan keluar darah di sudut bibirnya.

"Apa yang kau lakukan disini, Granger?" Draco mendesis. Masih dengan deathglare dan rahang yang terkatup keras.

Hermione tak menjawab. Baru kali ini dia melihat Draco semarah itu, nyalinya sungguh menciut.

"Kau tuli hah?" Tanya Draco masih dengan mimik yang sama.

Semua murid Slytherin menjauh bahkan hampir semua dari mereka masuk ke kamarnya. Mereka tak mau mendapat bogeman dasyat seperti Theo tadi.

"Aku tak bisa bicara disini Malfoy" Suara Hermione bergetar tapi masih dengan nada tegas.

Draco menggenggam pergelangan tangan Hermione. Bukan menggenggam sebenarnya. Draco meremas keras dan menarik Hermione keluar asrama Slytherin. Hermione hanya meringis kesakitan dan tak berani protes. Hermione yakin saat dilepas nanti pergelangannya akan memar, denyut nadinya bahkan terasa.

Mereka keluar dari asrama. Draco menyeret Hermione ke koridor kosong dekat asrama Slytherin. Sesampainya Draco langsung menghentakkan tangan Hermione keras.

"Ouch! Ssstt" Hermione langsung memegang pergelangannya.

"Katakan sekarang" Napas Draco tersenggal-senggal, Masih marah sepertinya.

"Aku disuruh mengantarkan ini langsung untukmu –menyerahkan lencana—malam ini juga. Aku partner ketua muridmu. Dan ada pesan dari Prof. McGonagall kau dan aku harus menemuinya malam ini. Atau mungkin besok?"

"Besok saja" Jawabnya sekenanya. "Itu saja Granger? Bodoh! kau sampai masuk ke dalam"

"Aaarrhh!" Draco mencibir, ia mengacak-acak rambutnya yang sudah berantakan

"Enyahlah dari sini" Sambung Draco dan langsung berbalik meninggalkan Hermione.


Chapter 1 <------TBC -----> Chapter 3

The Signs that can't lost - ch 1

Author :  GobletDraconis
Judul : The Signs that can't lost
Chapter : 1
Rated : Fiction T
Genre :  Angst/Hurt/Comfort
MainPair : Hermione G., Draco M.
Summary : Menarik lengan kemeja itu keatas. Tanda kegelapan di tangan Draco tak seperti yang lain. Tandanya masih terlihat baru berwarna hitam legam baru dibakar. Ada kemerahan disekitarnya bahkan tanda itu terlihat timbul. Abal pake banget sorry.


Ini ceritanya setelah mega war di Hogwarts. Tahun ke tujuh Hermione dan kawan-kawannya yang sempat tersendat gara-gara perang besar antara Voldemort dan Harry Potter. Prof Snape gak meninggal dia masih hidup karena saya gak kuat kalau Prof Snape gak ada hehe

Ini Fanfic pertama saya. Jadi mohon maaf sebesar-besarnya kalau fic ini terlalu memuakkan. Saya cuma pinggin cerita Harry Potter tetep ada meskipun udah tamat. Semoga kalian suka, Selamat membaca :D

Semuanya Punya J.K Rowling



Ini adalah akhir sekaligus awal yang baru. Perang besar telah berakhir dibawah kemenangan Harry Potter the-boy-who-lived. Semua telah beakhir dan kita yang benar akan selalu menang meskipun harus ada perjuangan dan pengorbanan yang begitu besar.

Hogwarts rusak berat akibat peperangan itu. Korban bayak berjatuhan, dan semua yang mati melawan Voldemort adalah ksatria tangguh. Mereka berani melawan takdir. Sekarang akan menjadi awal yang begitu fantastis. Aura kegelapan sudah hilang, status darah telah dihapuskan dan semua akan berjalan indah. Tapi benarkah akan menjadi lebih indah? Takdir yang bisa menjawabnya.

"Kau akan kembali ke Hogwarts Harry? Ku kira kau akan menerima tawaran menjadi Auror itu. Mengingat tawaran itu tidak memerlukan tes, dan kau juga payah saat menghadapi tes-tes tertulis dari pihak kementrian." Sesaat setelah Harry dan Hermione sampai di The Burrow, Ron sudah mulai mengoceh dengan nada sama seperti ibunya.

Belum sempat Harry protes, suara lain sudah menimpalinya.

"Dia belum rela meninggalkan Ginny, Ron" Goda Hermione sambil terkekeh jahil.

Trio Gryffindor ini akan kembali untuk melanjutkan tahun terakhir mereka di Hogwarts yang tertunda gara-gara Voldemort si hidung pesek itu. Mereka akan kembali dan memulai tahun terakhir yang pastinya tak akan setegang seperti saat Si pesek masih ada.

"Ya, ya, ya. Kau memang tau segalanya, Mione. Kudengan kau menjadi Ketua murid putri tahun ini." Harry memulai pembicaraan mereka disela waktu makan siangnya.

Ron yang sedari tadi makan dengan lahap kini, mulai berhenti memasukkan makanan ke mulutnya "Apvaa? kwaftak mebevritahukfu mione" –Apa?kau tak memberi tahuku mione-

Hermione memutar matanya bosan. Sampai kapan pria ini bisa menahan untuk tak bicara saat mulutnya sedang penuh. Sudah bertahun-tahun mereka bersama dan kebiasaan menjijikan itu tak pernah hilang.

"Berapakali kubilang Ron. Telan dulu makananmu, baru bicara" Dia mendengus kesal "Ya benar aku menjadi Ketua murid putri, Harry! Ini suratnya. Kau pasti yang menjadi patnerku" Hermione berkata cepat tak sanggup menahan rasa senangnya.

"Tidak, bukan aku patnermu Mione. Lagian aku tak akan mau untuk menguras energiku untuk melakukan patroli seperti tahun ke lima lalu"

"Bukan kau?"

Harry menggeleng. Hermione menoleh ke arah Ron yang tetap makan dengan lahap sambil tersenyum, terlintas dipikarannya kalau Ron akan menjadi patnernya mengingat dia adalah orang yang tangguh saat berperang. Tapi setelah mengingat begitu bodohnya sahabatnya ini Hermione tak yakin. 'Tak mungkin Ron' batinnya.

Besok adalah hari terbesar mereka semua yang akan kembali ke Hogwats. Dunia sihir akan berubah selamat tinggal Voldy tampan. Stasiun King cross 9 ¾ sudah penuh dengan banyaknya para murid yang siap untuk pulang ke pelukan Hogwarts tersayang. Perjalanan menuju Hogwarts sungguh menengangkan pemandangan indah, euforia kemenangan masih terasa disini. Semua sangat antusias bercerita tentang semua peristiwa saat voldemort kalah.

"Ku dengan Malfoy juga kembali" terdengan nada Ron begitu muak.

"Sudahlah, Ron. Ku harap kau masih ingat kalau dia dan ibunya yang membantuku" Jawab Harry santai.

"Kau terlalu cerewet, Ron" Ginny adik perempuan-ron- satu-satunya ikut bicara.

"Yap, sampai kapan kau akan terus uring-uringan, Ron"

"Kalian mengapa membela ferret itu"

Hermione hanya memutar bola matanya. Sungguh kekanak-kanakan sikap Ron ini. Tapi Hermione juga memikirkan sesuatu apakah Draco akan berubah? Lalu ia kembali ke bukunya. Draco memang berkali-kali menunjukkan pronya terhadap Orde. Hanya saja tertutup akan statusnya sebagai pelahap maut. Draco tak memberitahu pada Bellatrix saat Harry yang mukanya rusak tetangkap di Manor padahal ia tahu. Draco mencegah saat Creebe akan membunuh Harry. Draco tak membunuh Dumbledore.

Draco tak berniat menjadi pembunuh. Harry tau itu semua. Perjalanan dihiasi dengan guyonan Ron, Harry, Ginny. Apalagi Ginny dan Harry terlihat begitu mesra. Ron hanya bisa mendengus kesal karena Ginny yang notabene adiknya sendiri terus membela
Harry dan menyudutkan dirinya Sungguh hiburan yang sangat lucu. Mereka sungguh terlihat begitu senang.

.

.

.

Mereka sampai di Hogwarts. Dan entah apa yang Merlin rencanakan Trio Gryffindor ini bertemu Draco sang Slytherine. Tapi tak ada lemparan ejekan yang terdengar sungguh mengesankan. Sampai akhirnya

"Well, kenapa kau kembali ke sini pirang? Tak malukah kau. Menyedihkan" Nadanya sungguh membuat orang yang diajak bicara itu hampir mau menonjok tepat di mukanya. Tapi ia tahan. Harry menyikut Ron.

"Oh, morning Redhead. Tak bisakah kau tutup mulut saja?" Draco menjawab dengan nada datar dan dingin khasnya.

"Harusnya kau tak usah kembali kesini. Kau sungguh tak pantas"

Draco melempar deathglarenya ke Ron. Dia mati-matian menahan emosinya saat ini. 'Kau tak akan pernah mengerti Wesel bodoh' batinya. Kini dia mengalihkan pandangannya ke Harry dan Hermione.

"Hey Potty, Semak. Lama tak jumpa. –Harry dan Hermione mendengus tak berubah rupanya- Terimakasih Potter aku hargai semua yang kau perbuat"

Harry dan Hermione yang awalnya kesal kini bengong. Ada yang berubah dari Draco. Nada bicaranya berubah dan dia bisa mengucapkan terimakasih! Sungguh mencengangkan. Sesaat kemuadian Draco pergi meninggalkan mereka.

"Kau percaya itu, Harry? Dia berterimakasih" Alis Hermione bertautan.

"Ya, ini sungguh kemajuan. Kurasa dia akan berubah"

"Dia masih mengejek kita kau ingat! Tak akan ada yang berubah dari Malfoy" Sungguh Ron sepertinya sangat benci pada pangeran Slytherin itu.

Semua murid berkumpul di Aula besar untuk makan malam. Sambutan kepala sekolah mengema suara Prof. Mcgonagall terdengan begitu berwibawa. Acara selanjutnya ada penyeleksian asrama untuk murid kelas satu. Tepuk tangan terdengar riuh saat nama asrama disebutkan.

Prof. Snape ada disana. Semua orang telah mengetahui tentang kebenarannya bahwan Snape adalah salah satu mata-mata Voldemort. Ia berhasil selamat dari serangan Nagini berkat Hermione. Semua orang menyanjungnya tapi ia masih saja seperti dulu tak berekpresi. Sedangkan di sebrang meja Gryffindor para Slytherin juga ikut merayakannya. Hanya seorang yang terlihat sama datarnya seperti Prof. Snape siapa lagi kalau bukan Draco Malfoy. Hermione sedari tadi memperhatikannya, ia tahu kalau Draco sekarang tertekan, apalagi statusnya yang pelahap maut terus menempel. Banyak yang membencinya khususnya para Gryffindor.

Tepuk tangan meriah sangat terdengar keras. Sortir Cap juga berulangkali berteriak

GRYFFINDOR!

SLYTHERIN!

HEFFLEPUF!

RAVENCLAW!

Tawa bahagia tergambar jelas di wajah para murid kelas satu. Mereka berhasil masuk ke asrama yang mereka inginkan. Hermione menatap murid kelas satu teringat akan dirinya dulu. Tapi tak berapa lama ia mengalihkan pandangan lagi ke pemuda Slytherin Draco Mlafoy, tampaknya Draco sangat tak antusias ia hanya bertopang dagu dan melamun. Hermione masih menatapnya.

Ditengah riuhnya tepuk tangan para Gryffindor karena ada murid lagi yang masuk di Asrama itu tiba-tiba terdengar teriakan.

"AAAAGGGGHH!"

"Kau tak apa Drake?" tanya Blaise

Draco tak menjawab hanya memegang tangan kirinya. Rasa sakit menjalar ditubuhnya. Erangan kesakitan terdengar lagi. Hermione yang mengetahui itu terlihat bingun .Tak terlalu terdengar memang, karena tepuk tangan yang terus bersautan. Hermione memandang pria itu, tampak raut kesakitan yang sungguh-sungguh 'Ada apa sebenarnya?'

Tiba-tiba Draco berlari keluar Aula Besar. Sambil terus memegang tangan kirinya. (Read:Meremas kuat) langkahnya sedikit goyah. Blaise langsung beranjak dan mengikutinya.

Hermione bingung ada apa dengan tangan Draco? Tadi dia tak apa. Mengapa sekarang dia seperti begitu kesakitan? Bahkan berjalanpun tak bisa setegap biasanya.

Tanpa sadar Hermione beranjak dari tempat duduknya.

"Kau mau kemana, Mione?" tanya Ginny

"Aku mau ke kamar mandi, Gin. Tunggu sebentar"

Ia tak menoleh dan berjalan setengah berlari. Ginny mengira mungkin Hermione sedang kebelet puup hehe.

Hermione berjalan lebih cepat berlari malahan karena dia kehilangan jejak Draco. Tiba-tiba ada teriakan lagi. Teriakan yang sama seperti yang ia dengar dimeja Slytherin. Dia makin memacu larinya mengikuti suara teriakan itu. 'Dari koridor dekat kelas Transfigurasi' batinya.

Ia kemudian berhenti mendapati dua orang laki-laki disana.

"Ada apa? apa yang terjadi Zabini?" tanya Hermione

Draco tak memedulikan siapa yang datang. Ia terus menahan rasa sakit di tangan kirinya yang sekarang menjalar ke dada. Badannya pun merosot.

"Aku tak tahu, Granger. Tiba-tiba dia seperti kesakitan"

"Ayo bawa ke Hospital Wing"

Tangan Hermione mencoba menggapan lengan kanan Draco. Tapi Draco menepisnya kasar.

"Pergi dari sini bodoh! Jangan sentuh tubuhku"

"Aku hanya membantumu idiot"

Mata Draco menatap tajam ke arah Hermione. Nafasnya berat tersenggal-senggal. Draco menerobos meninggalkan Hermione dan Blaise.

"Antarkan aku.. ke asrama.. Blaise" ucapannya tersengal-senggal.

Hermione menarik sekali lagi lengan pemuda itu. Ia tak takut, yang ia lakukan sekarang benar. Hermione harus mengantarkannya ke Hospital Wing titik!

Draco berontak. Tapi rasa sakitnya terus menjalar membuat badanya limburuk. Blaise dengan cekatan menangkapnya.

"Tak. usah ikut. campur, Granger. Pergilah. Aku tak butuh bantuanmu." "Cepat antarkan aku ke asrama, Blaise. Sshhhhitt" Draco terus menahan sakitnya.

Mereka berjalan menuju asrama Slytherin. Mata Hermione terus memandangi punggung pria itu. Jalannya sungguh goyah seperti akan pingsan.

"Kau kenapa mate?" Tanya Blaise


TBC

Selasa, 11 Maret 2014

Yospan, Ketertakjuban Lintasan Pesawat

Negara Indonesia, negara yang kaya akan budaya, beratus-ratus budaya dari Sabang sampai Merauke. Tarisan yang satu ini memiliki keunikan dari pengambilan nama yang digunakan. Penggabungan anatara tari Yosim dan Pancar yang dikenal dengan Tari Yospan.


Yosim Pancar (Yospan) merupakan tari pergaulan/persahabatan yang sering dilakukan oleh para muda - mudi, dan merupakan penggabungan dari dua tarian Rakyat Papua, yaitu Yosim dan Pancar, yang berasal dari dua daerah yang ada di Papua, yaitu Biak-Numfor dan Yapen Waropen, (Sumber Lain juga mengatakan dari Sarmi, daerah kabupaten yang terletak di utara Pulau Papua dekat Sungai Memberamo. Jika tari Yosim lebih mengutamakan kebebasan gaya dan kelincahan, maka Tari Pancar (Biak) di lakukan dengan di iringi alat musik Tifa. gerakan yang ada dalam Tari pancar relatif lebih kaku karena mengikuti irama pukulan tangan pada alat musik Tifa. "Tifa Sendiri adalah Alat Musik Yang biasa di buat dari Kulit Soa - Soa Atau Biawak". Tari Pancar berkembang di Biak - Numfor dan Manokwari pada awal 1960, yakni semasa Konflik antara Belanda dan Indonesia soal Kedaulatan Irian Barat "Saat ini adalah Provinsi Papua".

CV Cyber Generation



CV Cyber Generation adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam IT Developer antara lain Software Developer, Website Developer, Animation Creator, Design Graphic, Mobile Application, Networking, IT Consultant dan semua yang berhubungan tentang IT.

Minggu, 09 Maret 2014

Lembaga Sosial


A. PENGERTIAN LEMBAGA SOSIAL

Perubahan social adalah seperangkat aturan yang berisi nilai & norma social untuk mengatur kegiatan &kebutuhan social tretentu .

Beberapa definisi lembaga social menurut para sosiolog

a. Koentjaningrat (1990), lembaga social adalah sistem tata kelakuan dengan hubungan yang berpusat kepada kegiatan kegiatan untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan, khususnya kebutuhan hidup masyarakat.

b. Bruch cohen (1992), lembaga social adalah sistem pola-pola yang tersusun rapi & relatif bersifat tetap, serta mengandung prilaku-prilaku yang kokoh &terpadu, demi memenuhi kebutuhan pokok masyarakat.

c. William kornblum (1993:64),lembaga social di bentuk untuk memenuhi kebutuhan /sarana untuk mewujudkan kebutuhan pokok manusia

d. Paul B.Hortomn(1996:244) lembaga social adalah suatu sistem norma untuk mencapai sesuatu tujuan atau kegiatan yang di pandang oleh masyarakat di pandang penting atau secara formal merupakan sekumpulan kebiasaan dan tata kelakuan yang berkisar pada suatu kegiatan pokok manusia.

AVAIL FC-BIO Sanitary Pad

AVAIL FC-BIO Sanitary Pad
Pembalut Kapas Herbal

kebanyakan anak muda sekarang mengeluhkan nyeri saat haid, yang mungkin bisa sangat mengganggu pada aktifitas. atau juga sering mereka keluhkan tentang tidak kelancaran pada tanggalnya datang bulan itu berlangsung. AVAIL FC-BIO Sanitary Pad pilihan terbaik bagi anda yang mengalami masalah-masalah kewanitaan. AVAIL FC-BIO Sanitary Pad ini terbiat dari kapas yang mengandung herbal dan antiseptik alami, bebas dari bahan-bahan kimia berbahaya. 

Rabu, 05 Maret 2014

SIFAT SIFAT JAIZ BAGI ALLAH



Disamping sifat sifat wajib dan mustahil bagi allah ada lagi sifat boleh atau sifat jaiz yang dimiliki oleh Allah. Boleh atau mungkin bagi Allah menjadikan sesuatu itu ”ada” atau boleh atau mungkin membuatnya ”tidak ada”, maksudnya disini boleh melakukannya atau meninggalkannya. Allah sangat berkuasa untuk membuat sesuatu atau meninggalkannya. Contohnya, boleh atau mungkin bagi Allah menciptakan langit, bumi dan matahari dll dan dilain fihak boleh atau mungkin juga bagi Allah untuk tidak menciptakannya.


Tidak wajib bagi Allah membuat sesuatu seperti menghidupkan atau mematikan tapi Allah mempunyai hak muthlaq untuk memnghidupkan atau mematikan.


وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَآءُ وَيَخْتَارُ مَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ سُبْحَانَ اللَّهِ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ


Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia). (al-Qashash 6)





Hikmah Dan Atsar


Tidak seorangpun dari makhluk Allah yang berhak untuk memaksa Allah untuk melaksanakan atau meninggalkan sesuatu. Karena Allah adalah Dzat yang Maha Kuasa, tidak bisa dipaksa atau dikuasai. Sedangkan usaha dan doa manusia hanya sekedar perantara untuk mengharap belas kasih Allah dalam mengabulkan apa yang diinginkan. Keputusan akhir adalah mutlak ada pada kekuasaa Allah.




- الجائز في حق الله تعالى : يجوز في حقه تعالى فعل كل ممكن أو تركه فهو الفاعل المختار لكل شيئ خيرا كان أو شرا قال الله تعالى { وَللَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا يَخْلُقُ مَا يَشَآءُ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ } و الدليل العقلي على ذلك انه لو لم يكن فعل كل ممكن أو تركه جائزا في حقه لكان واجبا فيصير الممكن واجبا و لو استحال عليه شيئ منها لصار الممكن مستحيلا و كلاهما باطل







SIFAT JAIZ ALLAH (SIFAT BOLEH BAGI ALLAH)


Disamping sifat sifat wajib dan mustahil bagi Allah ada lagi sifat boleh atau sifat jaiz yang dimiliki oleh Allah, artinya boleh atau mungkin bagi Allah menjadikan sesuatu itu ”ada” atau boleh atau mungkin juga membuatnya ”tidak ada”, maksudnya disini boleh melakukannya atau meninggalkannya. Allah sangat berkuasa untuk memilih, membuat sesuatu atau meninggalkannya. Dan dalam pembuatan apa saja Allah itu tidak dipaksa atau terpaksa. Contohnya, boleh atau mungkin bagi Allah menciptakan langit, bumi dan matahari dll dan dilain fihak boleh atau mungkin juga bagi Allah untuk tidak menciptakannya. Tidak wajib bagi Allah membuat sesuatu seperti menghidupkan atau mematikan tapi Allah mempunyai hak muthlaq untuk memnghidupkan atau mematikan


وَللَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا يَخْلُقُ مَا يَشَآءُ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ


”Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang di antara keduanya; Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (al-Ma’idah: 17)


Jelasnya, tidak seorangpun dari makhluk Allah yang berhak untuk memaksa Allah untuk melaksanakan atau meninggalkan sesuatu. Karena Allah adalah Dzat yang Maha Kuasa. Kekuasaanya tidak bisa dipaksa. Jika bisa dipaksa berarti wajib dilakukan. Maka mustahil bagi Allah memiliki sifat itu.




Senin, 24 Februari 2014

Tugas KKPI : Contoh-contoh Kasus Pelanggaran HAKI di Bidang TIK


  1. Aparat dari Markas Besar kepolisian Republik Indonesia menindak dua perusahaan di Jakarta yang menggunakan software AutoCad bajakan. Masing-masing PT MI, perusahaan konstruksi dan teknik di bilangin Permata Hijau dan PT KDK perusahaan konsultan arsitektur yang beralamat di bilangan pasar Minggu. Penindakan di PT MI dilakukan pada Tanggal 23 Februari 2009. Sementara, PT KDK telah ditangani sejak tanggal 16 Februari 2009. Saat ini penyidik masih memeriksa pimpinan masing-masing perusahaan. Keduanya akan dijerat dengan UU No 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta pasal 72 ayat 3. “Mereka diancam denda sebesar maksimal Rp 500 juta dan hukuman kurungan selama lima tahun,” terang Penyidik Mabes Polri AKBP Rusharyanto, dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (24/2). Selain kedua perusahaan, polisi juga telah melakukan tindakan terhadap para pengguna software bajakan sejenis. Pengguna yang ditangkap umumnya di dalam

Jumat, 14 Februari 2014

Anne Ahira : Lowongan Kerja SMA

Artikel ini membahas seputar lowongan kerja SMA? Bayangan orang tentang lowongan kerja SMA terlalu buruk. Mereka mengira, apa yang mungkin dilakukan oleh seseorang yang berijazah SMA? Kalau pun ada yang bekerja, mereka berasal dari sekolah yang tingkatnya sama dengan SMA, namun berbeda, SMK (Sekolah Menengah Kejuruan).

Banyak pula yang berpendapat, orang yang sudah bersekolah di SMA dan gagal kuliah di universitas, ibarat menggali kubur sendiri. Kalau lowongan kerja SMK terbuka karena banyak perusahaan yang ingin mendapatkan remaja-remaja segar dengan kemampuan teknik mesin atau elektro yang memadai misalnya, hal ini sulit terjadi untuk lulusan SMA yang oleh kebanyakan orang terlalu "absurd" atau kurang spesifik, walaupun lulusan SMA terbagi menjadi kelas IPA, IPS, atau bahasa.

Lalu, apa yang harus dilakukan seseorang yang cuma berpredrikat lulusan SMA dalam mencari lowongan kerja SMA? Banyakkah perusahaan yang membuka lowongan kerja SMA?

Anne Ahira : Pekerjaan dan Karir ??

Sudah tahukah Anda perbedaan antara pekerjaan dan karier? Selama ini, mungkin kebanyak orang mengira bahwa baik pekerjaan maupun karier itu sama. Padahal dalam kenyataannya, keduanya memang serupa, tapi tidak sepenuhnya sama.
Persamaaan antara karier dan pekerjaan adalah keduanya sama-sama mata pencaharian. Orang yang sudah memiliki karier, tentunya juga mempunyai pekerjaan. Sementara, orang yang memiliki pekerjaan belum tentu mempunyai karier.

Sekarang kita coba lihat perbedaan antara pekerjaan dengan karier dari definisinya (artinya).
Pekerjaan merupakan rutinitas harian yang dijalani oleh seseorang, supaya memeroleh nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Kebutuhan yang dimaksud, seperti pangan, sandang, pangan, pendidikan, dan juga kesehatan.